Translate

Jumat, 03 Mei 2013

HARTA DUNIA ANTARA NIKMAT & LAKNAT

HARTA DUNIA ANTARA NIKMAT & LAKNAT

oleh Ustadz Muhammad Wasitha MA

Dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu anhu, ia berkata; Aku pernah mndengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ “
Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (yg merusak/menyesatkan mereka), dan fitnah yang ada pada umatku adalah harta”. (HR. Tirmidzi IV/569 no.2336, dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam AsSilsilah Ash-Shohihah II/139 no.592).

Maksud hadits ini bahwa menyibukkan diri dengan harta scra berlebihan adalah bentuk fitnah atau ujian yang bsa mrusak agama seseorang, krena harta dpt melalaikn pikiran mnusia dr melaksanakan ketaatan kpd Allah dan mbuatnya lupa kpd akhirat, sbgmn firmn Allah:
“Sesungguhnya hartamu dan anak2mu mrpakan fitnah atau ujian bagimu, dan di sisi Allahlah pahala yg besar. (QS. At-Tagabun; 15)

Di dalam hadits ini terkandung nasehat brharga dari Nabi bagi siapa sj yg dibukakan baginya pintu2 harta (org2 kaya) agar mrka brsikap wspada dr kburukan dan kerusakan fitnah harta, dg tdk brlebihan dlm mencintainya dan terlalu berambisi dlm brlomba2 dlm mngejarnya. (Nasehat imam Ibnu Baththal yg dinukil dlm kitab Fathul Bari XI/245).

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Orang yg mncintai harta dunia scra brlebihan tdk akan lepas dr 3 kerusakan/pnderitaan(yaitu): kekalutan pikiran yg tidak akan prnah hilang. Keletihhn yg brkepanjangan, dan penyesalan yg tiada akhirnya.” (Ighotsatul Lahfaan hal.83-84).
Yang prlu digaris-bawahi bahwa celaan dan peringatan terhadap bahaya fitnah harta tersebut bukan pd zat harta itu sndri, akn tetapi mksudnya adalh celaan thdp kecintaan yg berlebihan thdapnya sehingga melalaikan manusia dr mengingat Allah dan tdk menunaikan hak2 Allah yg wajib dilakukan oleh pr hamba-Nya.

Imam Ibnu Muflih alMaqdisi rahimahullah brkata: “Dunia (dan perhiasannya) tidaklah dilarang atau dicela pada zatnya, tpi krn dikhawatirkan harta dunia itu mnghalangi manusia utk mncapai ridho Allah, Sbgmn kemiskinan tidaklah dituntut dan dipuji pada zatnya, tapi krn kemiskinan itu pd umumnya tdk mnghalangi dan tdk mnyibukkan manusia dari bribadah kpd Allah.
Berapa banyak org kaya yg kekayaannya tdk melupakan dr beribadah kpd Allah spt nabi Sulaiman alaihis salam, dmkian pula sahabat Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhum. Dan brp bnyak org miskin yg kemiskinannya justru melalaikannya dr beribadah kpd Allah dan memalingkannya dr kecintaan serta kedekatan kpdaNya.
 (Al Adab Asy Syar’iyyah III/469).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar