Translate

Jumat, 03 Mei 2013

Keutamaan Bersuci, Berdzikir, Sholat, Shodaqoh dan Membaca al-Qur’an

Keutamaan Bersuci, Berdzikir, Sholat, Shodaqoh dan Membaca al-Qur’an

oleh Ustadz Muhammad Wasitha MA

عَنْ أَبِى مَالِكٍ الأَشْعَرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
 ».
Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu, Dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: 

  “Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan ‘Alhamdulillah’ akan memenuhi timbangan, ‘subhanalloh dan alhamdulillah’ akan memenuhi ruangan langit dan bumi, sholat adalah cahaya, dan sedekah itu merupakan bukti, kesabaran itu merupakan sinar, dan Al-Quran itu merupakan hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap jiwa manusia melakukan amal untuk menjual dirinya, maka sebagian mereka ada yang membebaskannya (dari siksa Allah) dan sebagian lain ada yang menjerumuskannya (dalam siksa-Nya).” (HR Muslim I/203 no.233, dan Ahmad V/342 no.22953).
Derajat Hadits:
Hadits ini derajatnya SHOHIH, dapat diyakini dan dijadikan landasan hukum dalam beribadah kepada Allah.


Penjelasan Hadits Secara Global:

Makna (Bersuci Adalah Separuh Keimanan): Para ulama hadits berbeda pendapat dalam menafsirkan sabda Nabi shllallahu alaihi wa sallam (Bersuci Adalah Separuh Keimanan). Akan tetapi pendapat yang paling populer ada dua pendapat, yaitu:
Pendapat Pertama: Bersuci diartikan dengan BERSUCI DARI NAJIS MAKNAWI, yaitu berupa DOSA-DOSA, baik dosa batin maupun dosa lahir. Karena iman itu ada dua bentuk, yaitu meninggalkan dan melaksanakan.
Maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa, berarti sudah memenuhi separuh keimanan.

Pendapat Kedua: Bersuci diartikan dengan BERSUCI DENGAN AIR. Bersuci dengan air ada dua macam, yaitu bersuci dari hadats kecil dan hadats besar. Bila bersuci diartikan dengan suci dari hadats kecil dan hadats besar maka yang dimaksud dengan iman adalah sholat. Jadi bersuci itu separuh dari sholat. Sholat dikatakan sebagai iman karena merupakan pokok amalan keimanan.
Makna sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (Alhamdulillah Memenuhi Timbangan):

“Alhamdulillah” adalah pujian bagi Allah atas seluruh kesempurnaan-Nya. ALLAH Ta’ala itu terpuji dalam lima hal sebagai berikut:
1. Terpuji karena kesempurnaan RUBUBIYYAH-Nya.
2. Terpuji karena kesempurnaan ULUHIYYAH-Nya.
3. Terpuji karena kesempurnaan NAMA-NAMA dan SIFAT-SIFAT-Nya.
4. Terpuji karena kesempurnaan TAKDIR-Nya.
5. Terpuji karena kesempurnaan SYARI’AT-Nya.

Kalimat “Alhamdulillah” memenuhi timbangan dapat diartikan dengan dua penafsiran yaitu:
1. Amalan-amalan yang lainnya diletakkan dalam daun timbangan terlebih dahulu kemudian diletakkan sesudahnya ucapan “alhamdulillah”, maka penuhlah timbangan amal tersebut.

2. “Alhamdulillah” sebagai pasangan dari “subhanalloh”. Agama menjadi sempurna dengan dua hal, itsbat (penetapan) dan tanzih (pensucian).

“Alhamdulillah” merupakan itsbat (penetapan segala kesempurnaan bagi Allah, pent) dan “subhanalloh” merupakan tanzih (pensucian Allah dari segala kekurangan, pent).
Maka jika ucapan “subhanalloh” diletakkan dalam timbangan amal, kemudian diletakkan sesudahnya kalimat “alhamdulillah”, maka timbangan itu menjadi penuh.
Makna sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: (Sholat Sebagai Nur, Shodaqoh Sebagai Burhan dan Sabar Sebagai Dhiya) adalah sebagai berikut: Nur adalah cahaya yang tidak memancarkan sinar. Burhan adalah cahaya yang memancarkan sinar namun tidak menyengat. Dhiya’ adalah cahaya yang memancarkan sinar yang menyengat, dan membakar.
Sholat dikatakan sebagai Nur karena di dalamnya terdapat ketenangan. Shodaqoh dikatakan sebagai Burhan, karena di dalamnya terdapat keberatan. Sabar dikatakan sebagai Dhiya’ karena di dalamnya terdapat keberatan yang sangat.


Beberapa Pelajaran Penting Yang Terkandung Dalam Hadits Ini:

1. Iman itu berupa ucapan, keyakinan dan perbuatan, dapat bertambah dan menguat dengan melakukan amal shalih dan keta’atan kepada Allah, dan dapat berkurang atau melemah dengan sebab melakukan maksiat dan dosa.

2. Amal perbuatan para hamba akan ditimbang oleh Allah pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.

3. Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan dengan benar.

4. Menjaga shalat yang wajib dan sunnah memiliki banyak keutamaan, diantaranya; akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim terhadap manusia, mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, dan lain sebagianya.

5. Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya dimana hal tersebut merupakan bukti benarnya keimanan seorang hamba.

6. Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami seorang muslim karena ia menjalankan kewajiban amar ma’ruf dan nahi munkar.

7. Semangat membaca Al-Quran dengan mentadabburi (merenungkan) maknanya, mengamalkan kandungan-kandungannya sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, karena hal tersebut dapat memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.

8.  Seorang muslim harus menggunakan waktu dan umurnya dalam keta’atan kepada Allah ta’ala, karena waktu dan umurnya adalah modal utama bagi kehidupannya di dunia yang fana ini untuk mengumpulkan bekal perjalanannya yang jauh menuju negeri akhirat yang kekal abadi. Janganlah ia lalai dari mengingat akhirat karena terlena dan tertipu dengan kepentingan dan kesibukan dunianya.
Demikian penjelasan secara singkat dan global terhadap makna hadits ini. Semoga mnjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah memberikan taufiq dan kemudahan kpd kita semua agar dapat mengamalkan syariat-Nya dengan benar dan sempurna, dan semoga Allah menjadikan timbangan amal kita pada hari kiamat kelak berat disebabkan keimanan kita yg benar dan amal ibadah kita yg sholih. آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar